kumpulan tutorial n share how to

kumpulan tutorial n share how to
free counters [URL=http://s07.flagcounter.com/more/v9Al][IMG]http://s07.flagcounter.com/count/v9Al/bg=FFFFFF/txt=000000/border=CCCCCC/columns=8/maxflags=248/viewers=0/labels=1/pageviews=1/[/IMG][/URL]

Wednesday, July 21, 2010

Fan Calculations - Measure Airflow with CFM


Fan Calculations - Measure Airflow with CFM

With one formula, you can find what fan is right for your home. This is the formula for fan CFM: Cubic feet per minute, more commonly known as CFM is calculated by the following formula: air speed (feet per minute) X area (square feet)=CFM. Not everyone is going to take a look at CFM, but for those who do it is a helpful tool. In simpler words than that of the formula, it is the amount of air a fan moves.

The amount of air depends on some other factors as well, such as the diameter and shape of the blades, speed at which the blades turn (revolutions per minute or rpm), horsepower (hp) of the motor, and overall fan design. These combined factors establish the air moving capacity of a fan. Fan capacity is measured in terms of the cubic feet, and again, this is how CFM (cubic feet per minute is determined.)

CFM and RPM are the two most important things to look for in a fan, so that you are guaranteed correct and effective operation. If you only know the RPM, and not the CFM, or vice versa, you should feel confident in your fan purchase. As long as you know one of the calculations, you are ensured of a well-working fan. However, if you are not satisfied with these calculations, this is not the only criteria one can use for evaluating fan performance.

One of the main qualifications, second to rpm and CFM measurement is noise level or decibel rating, followed by the next qualification of vibration. Look for fan noise levels rated in sones or decibels. Check these if the CFM or RPM still leave you unsettled about your fan choice.

A standard measurement of airflow indicates how many cubic feet of air passes by a stationary point in one minute. The higher the number, the more air is being forced through the system. The volumetric flow rate of a liquid or gas in cubic feet per minute equals the CFM, and one CFM equals approximately 2 liters per second.

Fan manufacturers base their measurements on a standard measurement with clean, dry air at a density of 0.075 pounds mass per cubic foot, barometric pressure at sea level of 29.92 inches of mercury, and a temperature of 70°F. These standard measurements are used to determine SCFM: Standard Cubic Feet Per Minute.

With the use of CFM and RPM, you can make a more educated choice when choosing your home ceiling, exhaust, or table fan, and know what you are getting!

Source



Tuesday, July 13, 2010

Jika Linux adalah Sistem Operasi Terpopuler Di Dunia


Jika Linux adalah Sistem Operasi Terpopuler Di Dunia
Aku mengerti sulitnya pindah dari Windows ke Linux, seperti yang pernah dirasakan oleh seseorang. Aku merasa aku harus mencoba Windows juga, secara selama ini semua temanku selalu bilang betapa hebatnya sistem operasi Windows itu .

Aku mengunjungi situs Microsoft untuk mendownlad Windows OS, tapi ternyata tidak tersedia. Aku sampai frustasi karena aku sudah menyia-nyiakan waktu mencari link untuk mendownload, jadi kuputuskan untuk bertanya kepada temanku di mana aku bisa membelinya.

Aku ngacir ke mall, ke gerai yang menjual software. Aku minta Windows OS ke penjualnya dan dia bertanya kepadaku versi mana yang aku inginkan.
- "Minta versi yang paling komplit dong mas", ujarku.
- "Ini, harganya tiga juta. Silakan bayar di kasir", si penjual berkata, sambil memasukkan box software ke tas plastik.
- "Bused harganya!" batinku, lalu segera kutinggalkan saja gerai software itu.

Salah seorang temanku memberiku sebuah copy Windows XP, tapi dia berpesan agar aku jangan bilang siapa-siapa. Kupikir, kok aneh... ngapain juga nggak boleh bilang siapa-siapa, padahal selama ini aku selalu men-copy distro Linux buat teman-temanku dan oke-oke saja. Ah, masa bodohlah...
Mulailah kumasukkan CD Windows XP itu ke CD-rom drive, lalu ku-restart komputernya. Aku tunggu munculnya menu untuk Live CD, tapi ternyata tidak ada! Satu-satunya pilihan cuma "install". Kutelpon temanku tadi untuk tanya masalah ini, dan dia bilang bahwa Windows XP tidak bisa dijalankan langsung dari CD.

Okelah, tak mengapa, kuputuskan untuk menginstall saja. Kuikuti langkah-langkah instalasi di layar, tapi aku mulai khawatir karena installer-nya tidak pernah menyebutkan masalah sistem operasi lain yang telah terinstal. Yang aku tahu, Linux jenis apapun yang ku-install selalu menunjukkan pilihan untuk membuat partisi baru atau hal-hal lain seputar itu. Kutelpon lagi temanku, dan dia bilang bahwa Windows XP akan menghapus dan menimpa sistem operasi apapun yang sudah ter-install sebelumnya . Hm.. Oke, akhirnya aku masuk ke Linux dulu untuk mem-backup semua dataku sebelum kuinstal Windows XP.

Proses instalasi berjalan cukup lancar, sampai saat aku diminta memasukkan sederetan huruf dan angka, yang disebut serial number. Aku tidak tahu harus mengetikkan apa, so kutelpon lagi temanku. Dia sampai jengkel karena aku telpon berulang-ulang, sehingga dia sendiri yang datang ke rumahku untuk mengetikkan serial number miliknya. Dia memperingatkanku lagi bahwa aku tidak boleh berkata kepada setiap orang yang hidup tentang copy-an Windows XP ini . Temanku lalu pulang, dan aku pun siap untuk menggunakan Windows XP untuk kali pertama!

Aku kaget saat Windows mengizinkan aku mengutak-atik "system configuration" tanpa meminta root access. Temanku misuh-misuh saat mengangkat telponku untuk yang kesekian-kalinya. Dia bilang bahwa root access-nya sudah diberikan sejak awal. Akhirnya kutemukan cara membuat user yang berbeda tanpa root access, dan aku log in menggunakan user ini. Kemudian aku sadar kalau memakai user ini, aku tidak bisa mengutak-atik sesuatupun, kecuali aku log out dulu, kemudian log in lagi sebagai administrator (istilah Windows untuk "root"). Tahu seperti ini, aku membayangkan betapa banyak orang yang menjalankan Windows langsung sebagai administrator, dan aku pun mulai merinding...

Oke, waktunya bekerja. Kubuka Start -> All Programs, untuk menjalankan aplikasi spreadsheet, tapi tak bisa kutemukan! Temanku bilang bahwa Windows tidak punya aplikasi bawaan semacam itu dan aku harus mendownloadnya dari internet.
"Oh", pikirku, "rupanya ini Windows versi Basic". Aku coba 'Add/Remove Programs' di control panel, seperti di Linux, tapi tidak ada program untuk di-install. Aku cuma dihadapkan pada pilihan untuk me-remove program. Tak kutemukan tombol atau menu untuk meng-install aplikasi. Sungguh aneh!
Kuhubungi temanku lagi, dan dia bilang bahwa aku harus mencari sendiri aplikasi yang kuinginkan, jadi kukunjungi Mbah Google, kutemukan aplikasi OpenOffice.org untuk didownload dan diinstall. Sekarang aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan aplikasi spreadsheet.

Jujur saja nih, aku tidak merasakan kesenangan sama sekali. Aku tak begitu mengerti teknologi semacam ini. Mengapa ada drive A, lalu drive C; di mana drive B-nya?? Oh, pasti ini karena distro sistem operasinya yang versi basic . Ditambah lagi, distro ini tidak menyediakan aplikasi apapun yang dapat mendukung produktivitasku dan aku harus membuang-buang waktu untuk mencari sendiri aplikasi yang kubutuhkan. Kata temanku, aku juga perlu aplikasi antivirus karena tidak ada bawaannya dari distro Windows XP.

Aku tak mengerti apa itu virus komputer. Bagaimana bisa sebuah benda mati terinveksi virus??

Kusimpulkan bahwa menggunakan distro Windows sangatlah sulit. Mungkin Windows cocok bagi sebagian orang yang mengerti komputer, tapi bukan bagiku. Aku akan kembali ke Linux saja. .